MAKALAH
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM
ORGANISASI ATAU PERUSAHAAN DI LIHAT DARI KONDISI PASTI
Disusun
oleh :
KELOMPOK
4
· Nisa
Praya Fitra Rahmasari 1642010005
· Dama
Rindhu Agansa 1642010023
· Dewi
Shintiyah 1642010027
· Nasiatul
Firdaus 1642010041
KEMENTERIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM
STUDI ADMINISTRASI BISNIS
SURABAYA
2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
wr.wb
Puji syukur kami panjatkan ke
hadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
makalah Teori Organisasi dan Administrasi, dengan judul “pengambilan
keputusan dalam organisasi atau perusahaan di lihat dari kondisi pasti” ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Melalui makalah ini, diharapkan
pembaca dapat mengetahui bagaimana langkah-langkah untuk dapat mengambil keputusan dalam sebuah kondisi
pasti. Kami kelompok 4 menyampaikan
terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu melalui sarana, serta dukungan
dalam pembuatan makalah ini.
Semoga laporan ini ke
depan mampu memberi manfaat kepada
pembaca dalam mencari gambaran mengenai pengambilan keputusan pada umumnya.
Pada akhirnya kami kelompok 4 berharap kritik dan saran guna perbaikan
penulisan yang akan datang.
Wassalamu’alaikum
wr.wb
Surabaya,
08 Maret 2017
Penyusun
Assalamu’alaikum
wr.wb
Puji syukur kami panjatkan ke
hadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
makalah Teori Organisasi dan Administrasi, dengan judul “pengambilan
keputusan dalam organisasi atau perusahaan di lihat dari kondisi pasti” ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Melalui makalah ini, diharapkan
pembaca dapat mengetahui bagaimana langkah-langkah untuk dapat mengambil keputusan dalam sebuah kondisi
pasti. Kami kelompok 4 menyampaikan
terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu melalui sarana, serta dukungan
dalam pembuatan makalah ini.
Semoga laporan ini ke
depan mampu memberi manfaat kepada
pembaca dalam mencari gambaran mengenai pengambilan keputusan pada umumnya.
Pada akhirnya kami kelompok 4 berharap kritik dan saran guna perbaikan
penulisan yang akan datang.
Wassalamu’alaikum
wr.wb
Surabaya,
08 Maret 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah............................................................................ 2
1.3 Tujuan.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengambilan Keputusan.................................................................. 3
2.2 Tahap-tahap Pengambilan Keputusan............................................. 4
2.3 Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Pasti................................. 5
2.4 Contoh Kasus Pengambilan Keputusan dalam Kondisi
Pasti....... 10
2.5 Analisis
Pemecahan Masalah/Kasus Pengambilan Keputusan dalam Kondisi
Pasti................................................................................................ 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 20
3.2 Saran.............................................................................................. 20
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................. 21
Konsekuensi utama dari setiap tugas dan
jabatan kepemimpinan adalah mengambil keputusan. Hal ini berarti secara
implisit terlihat bahwa sukses tidaknya seseorang pemimpin dalam menjalankan
kepemimpinan tidak semata-mata akan dinilai dari kemampuan melaksanakan
kegiatan operasional tetapi yang terpenting akan dilihat dari kemampuan
mengambil keputusan (decision making). Maksudnya pemimpin mampu mengambil
keputusan secara cepat dan tepat serta keputusan itu dapat dilaksanakan dengan
baik. Oleh karena itu tepatlah bila dikatakan bahwa inti dari kepemimpinan
dalam organisasi adalah pengambilan keputusan.
Suatu keputusan tidak akan memiliki tingkat
keakuratan yang kuat jika tidak didukung berbagai informasi yang ada, berbagai
input informasi yang diterima akan dianalisis secara komprehensif oleh pihak
manajemen perusahaan untuk dibentuk suatu rekomendasi keputusan yang bersifat
alternatif dan selanjutnya alternatif keputusan yang ditawarkan itu diambil
mana yang terbaik.
Suatu pembuatan keputusan yang dilakukan
secara komprehensif akan menghasilkan kesimpulan yang bersifat komprehensif
juga. Pengungkapan yang seperti ini dapat disetarakan dengan pengkajian yang
dilakukan secara satu sektoral saja akan menghasilkan analisa yang satu
sektoral saja, dan pengkajian yang dilakukan secara menyeluruh akan
menghasilkan analisa yang menyeluruh juga. Pada makalah ini kita akan membahas
tentang pengambilan keputusan dan pengaruhnya terhadap suatu organisasi bisnis.
1.
Apa yang
dimaksud dengan pengambilan keputusan ?
2.
Apa saja
langkah-langkah dalam pengambilan
keputusan ?
3.
Apa yang
dimaksud pengambilan keputusan dalam kondisi pasti ?
4.
Kasus
seperti apa yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam kondisi pasti ?
5.
Bagaimana
analisis pemecahan masalah atau kasus pengambilan keputusan dalam
kondisi pasti ?
1.
Mengetahui
bagaimana pengambilan keputusan
2.
Mengetahui
langkah-langkah dalam mengambil keputusan
3.
Memahami
definisi dari pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
4.
Memahami
kasus yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
5.
Mampu menganalisis pemecahan masalah
atau kasus pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah............................................................................ 2
1.3 Tujuan.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengambilan Keputusan.................................................................. 3
2.2 Tahap-tahap Pengambilan Keputusan............................................. 4
2.3 Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Pasti................................. 5
2.4 Contoh Kasus Pengambilan Keputusan dalam Kondisi
Pasti....... 10
2.5 Analisis
Pemecahan Masalah/Kasus Pengambilan Keputusan dalam Kondisi
Pasti................................................................................................ 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 20
3.2 Saran.............................................................................................. 20
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................. 21
Konsekuensi utama dari setiap tugas dan
jabatan kepemimpinan adalah mengambil keputusan. Hal ini berarti secara
implisit terlihat bahwa sukses tidaknya seseorang pemimpin dalam menjalankan
kepemimpinan tidak semata-mata akan dinilai dari kemampuan melaksanakan
kegiatan operasional tetapi yang terpenting akan dilihat dari kemampuan
mengambil keputusan (decision making). Maksudnya pemimpin mampu mengambil
keputusan secara cepat dan tepat serta keputusan itu dapat dilaksanakan dengan
baik. Oleh karena itu tepatlah bila dikatakan bahwa inti dari kepemimpinan
dalam organisasi adalah pengambilan keputusan.
Suatu keputusan tidak akan memiliki tingkat
keakuratan yang kuat jika tidak didukung berbagai informasi yang ada, berbagai
input informasi yang diterima akan dianalisis secara komprehensif oleh pihak
manajemen perusahaan untuk dibentuk suatu rekomendasi keputusan yang bersifat
alternatif dan selanjutnya alternatif keputusan yang ditawarkan itu diambil
mana yang terbaik.
Suatu pembuatan keputusan yang dilakukan
secara komprehensif akan menghasilkan kesimpulan yang bersifat komprehensif
juga. Pengungkapan yang seperti ini dapat disetarakan dengan pengkajian yang
dilakukan secara satu sektoral saja akan menghasilkan analisa yang satu
sektoral saja, dan pengkajian yang dilakukan secara menyeluruh akan
menghasilkan analisa yang menyeluruh juga. Pada makalah ini kita akan membahas
tentang pengambilan keputusan dan pengaruhnya terhadap suatu organisasi bisnis.
1.
Apa yang
dimaksud dengan pengambilan keputusan ?
2.
Apa saja
langkah-langkah dalam pengambilan
keputusan ?
3.
Apa yang
dimaksud pengambilan keputusan dalam kondisi pasti ?
4.
Kasus
seperti apa yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam kondisi pasti ?
5.
Bagaimana
analisis pemecahan masalah atau kasus pengambilan keputusan dalam
kondisi pasti ?
1.
Mengetahui
bagaimana pengambilan keputusan
2.
Mengetahui
langkah-langkah dalam mengambil keputusan
3.
Memahami
definisi dari pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
4.
Memahami
kasus yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
5.
Mampu menganalisis pemecahan masalah
atau kasus pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
2.1 Pengambilan
Keputusan
Keputusan adalah proses penelusuran masalah
yang berawal dari latar belakang masalah, identifikasi masalah , hingga kepada
terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi. Rekomendasi itulah yang selanjutnya
dipakai dan digunakan sebagai pedoman basis dalam pengambilan keputusan.
Hakikat pengambilan keputusan (decision making) adalah suatu
tindakan yang dilakukan oleh pimpinan untuk memilih satu atau lebih dari
sejumlah alternatif dalam rangka usaha mencapai hubungan yang direncanakan
dalam organisasi. Dalam organisasi, keputusan yang merupakan kegiatan pimpinan
yang dilakukan pada semua tingkatan organisasi
untuk memecahkan masalah dalam suatu organisasi.
Pada umumnya, suatu keputusan dibuat dalam rangka
untuk memecahkan permas alahan atau persoalan (problem solving). Dan
setiap keputusan yang dibuat pasti ada tujuan yang hendak dicapai.
Ada empat kondisi yang mempengaruhi pengambilan
keputusan, yaitu:
a. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti (certainty),
Kondisi kepastian merupakan kondisi dimana pengambil
keputusan mempunyai informasi yang lengkap mengenai masalah yang dihadapi,
alternatif pemecahan masalah dan hasil yang mungkin diperoleh, sehingga
pengambil keputusan dalam kondisi yang pasti,
dirinya dapat mengontrol dan mengantisipasi sepenuhnya terhadap kejadian
yang akan timbul.
b. Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko (risk),
Risiko merupakan kondisi yang dapat diindentifikasi,
didefinisikan, diprediksi kemungkinan terjadinya dan kemungkinan hasil dari
setiap alternatif yang diambil, biasanya kondisi yang demikian itu timbul jika
pengambil keputusan dalam keadaan keterbatasan informasi yang berkaitan dengan
keputusan yang akan ditetapkanya, sebaliknya , suatu risiko tidak akan terjadi
jika pengambil keputusan dapat merumuskan suatu kemungkinan secara obyektif.
c. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti (uncertainty)
dan
Merupakan kondisi dimana pengambil keputusan tidak
memiliki informasi yang diperlukan dalam pengambil keputusan. Dalam hal yang
demikian, pengambil keputusan juga tak mampu untuk menetapkan berbagai
kemungkinan yang akan terjadi sebagai hasil dari pemilihan alternatif yang
diambilnya. Karena keputusan yang diambil bersifat spekulatif, dan sering kali
mengandalkan intuisi yang semata sebagai pedomanya.
d. Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik (conflict).
Pengambilan
keputusan dengan kondisi konflek terjadi apabila alternatif keputusan yang
harus dipilih atau diambil berasal dari pertentangan atau persaingan dari dua
atau lebih pengambil keputusan.
Pada
dasarnya pengambilan keputusan dilakukan secara beruntun dan terus-menerus,
artinya bahwa pengambilan keputusan tidak hanya sekal, tetapi dilaksanakan
secara terus-menerus sesuai dengan masalah yang dihadapi. Adapun proses
pengambilan keputusan itu sendiri terdiri dari beberapa langkah dan banyak
dikemukakan oleh para ahli yang masing-masing tidak sama.
1. Herbert Simon mengemukakan ada 3 tingkatan utama dalam
pengambilan keputasan yakni :
-
Kegiatan inteligensia
: terdiri dari penyelidikan keadaan lingkungan untuk menyiapkan keputusan
-
Kegiatan merancang
atau mempolakan : artinya mendapatkan, mengembangkan, dan menganalisis
kemungkinan arah tindakan yang akan diambil.
-
Kegiatan pemilihan :
atinya pemilihan yang tepat yang harus diambil setelah diseleksi diantara
beberapa alternatif arah tindakan yang ada.
2. WH. Newman mengemukakan bahwa pengambilan keputusan
menyangkut 4 tahap pokok yaitu :
-
Menentukan diagnosis
dari masalah yang sebenarnya
-
Pemikiran satu atau
lebih pemecahan yang baik
-
Proyeksi dan bandingkan
konsekuensi dari pada alternatif itu
-
Beri penilaian
perbedaan dari sejumlah konsekuensi tersebut dan pilahlah langkah tindakannya
Selain hal tersebut diatas ada pula beberapa tahap
guna memudahkan pengambilan keputusan
untuk bisa mendorong kepada terciptanya keputusan yang diinginkan. Adapun
tahap-tahap tersebut adalah :
a. Mendefinisikan masalah tersebut secara jelas dan
gamblang, atau mudah untuk dimengerti
b. Membuat daftar masalah yang akan dimunculkan, dan
menyusunnya secara prioritas dengan maksud agar adanya sistematika yang lebih
terarah dan terkendali
c. Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut
dengan tujuan untuk lebih memberikan gambaran secara lebih tajam dan terarah
secara lebih terspesifik
d. Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan
kelompoknya masing-masing yang kemudian selanjutnya dibarengi dengan
menggunakan model atau alat uji yang
akan dipakai
e. Memastikan kembali bahwa alat uji yang dipergunakan
tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada
umumnya
Dalam
kondisi pasti proses pengambilan keputusan adalah berlangsung tanpa ada banyak
alternatif, keputusan yang diambil sudah jelas pada fokus yang dituju. Pasti
artinya semua informasi yang diperlukan oleh pihak pengambil keputusan telah
tersedia secara menyeluruh. Kepastian adalah kondisi tentang adanya informasi
yang akurat, dapat diukur, dan dapat diandalkan tentang hasil dari berbagai
alternatif yang sedang dipertimbangkan.
Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti (certainty)
yaitu pengambilan keputusan dimana berlangsung hal-hal :
1. Alternatif yang dipilih hanya memiliki satu
konsekuensi/jawaban/hasil. Ini berarti dari setiap alternatif tindakan tersebut
dapat ditentukan dengan pasti.
2. Keputusan yang diambil didukung oleh informasi/data
yang lengkap sehingga dapat diramalkan secara akurat hasil dari setiap tindakan
yang dilakukan.
3. Dalam kondisi ini, pengambil keputusan secara pasti
mengetahui apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
4. Biasanya selalu dihubungkan dengan keputusan yang
menyangkut masalah rutin, karena kejadian tertentu dimasa yang akan datang
dijamin terjadi.
5. Pengambilan keputusan seperti ini dapat ditemui dalam
kasus/model yang bersifat deterministik.
6. Teknik penyelesaiannya/pemecahannya biasanya
menggunakan antara lain, teknik pemrograman linear, analisis jaringan dan teori
antrian
Berikut teknik penyelesaian pengambilan
keputusan kondisi pasti diantaranya adalah :
1. Linear Programming atau Pemrograman Linier
Linear programming adalah suatu teknis matematika yang
dirancang untuk membantu manajer dalam merencanakan dan membuat keputusan dalam
mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan perusahaan.
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah memaksimalisasi
keuntungan, namun karena terbatasnya sumber daya, maka dapat juga perusahaan
meminimalkan biaya.
Linear Programming memiliki empat ciri khusus yang
melekat, yaitu :
-
penyelesaian masalah
mengarah pada pencapaian tujuan maksimisasi atau minimisasi
-
kendala yang ada
membatasi tingkat pencapaian tujuan
-
ada beberapa
alternatif penyelesaian
-
hubungan matematis
bersifat linear
Secara teknis, ada lima syarat tambahan dari
permasalahan linear programming yang harus diperhatikan yang merupakan asumsi
dasar, yaitu:
-
certainty (kepastian). Maksudnya adalah fungsi tujuan dan fungsi
kendala sudah diketahui dengan pasti dan tidak berubah selama periode analisa.
-
proportionality (proporsionalitas). Yaitu adanya proporsionalitas
dalam fungsi tujuan dan fungsi kendala.
-
additivity (penambahan). Artinya aktivitas total sama dengan
penjumlahan aktivitas individu.
-
divisibility (bisa dibagi-bagi). Maksudnya solusi tidak harus
merupakan bilangan integer (bilangan bulat), tetapi bisa juga berupa pecahan.
-
non-negative
variable (variabel tidak
negatif). Artinya bahwa semua nilai jawaban atau variabel tidak negatif. Dalam
menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan Linear Programming, ada dua
pendekatan yang bisa digunakan, yaitu metode grafik dan metode simpleks. Metode
grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana variabel
keputusan sama dengan dua. Sedangkan metode simpleks bisa digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan dimana variabel keputusan dua atau lebih.
2. Analisis Jaringan
Secara umum dapat dikatakan bahwa analisis jaringan
digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dari
serangkaian pekerjaan. Masalah masalah yang dimaksud antara lain adalah :
a. Waktu penyelesaian dari serangkaian pekerjaan tersebut
b. Biaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan
serangkaian pekerjaan tersebut
c. Waktu menganggur yang terjadi di setiap pekerjaan
Analisis jaringan ini pertama kali dikembangkan oleh
perusahaan jasa konsultan manajemen Boaz, Allen dan Hamilton yang dibuat untuk
keperluan perusahaan pesawat terbang Lockhead. Metode yang biasanya digunakan
sering disebut dengan PERT yang merupakan singkatan dari Program Evaluation and
Review Tachnique. Tanpa bermaksud meniru, ada juga metode CPM (Critical Path
Method) yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah jaringan ini.
Perbedaan utamanya adalah, CPM lebih menekankan pada efisiensi biaya pelaksana
serangkaian pekerjaan, dengan mempercepat salah satu atau beberapa kegiatan
dalam rangkaian pekerjaan tersebut.
Beberapa contoh serangkaian pekerjaan yang dapat
diselesaikan dengan analisis jaringan antara lain adalah :
a. Serangkaian pekerjaan membangun jembatan
b. Serangkaian pekerjaan membangun gedung
c. Serangkaian pekerjaan produksi
d. Serangkaian pekerjaan mengganti mesin yang rusak, dll.
Beberapa istilah
dalan analisis jaringan antara lain adalah :
1. Aktivitas, adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan
pengorbanan sumberdaya (waktu, tenaga, biaya). Aktivitas ini biasanya
disimbolkan dengan anak panah
2. Kejadian, adalah permulaan atau akhir dari sebuah aktivitas,
dan disimbolkan dengan sebuah lingkaran
3. Jalur kritis adalah sebuah jalur yang waktu
penyelesaian serangkaian pekerjaannya paling besar/panjang
4. Earliest Start Time (ES), adalah waktu paling cepat
untuk memuali sebuah aktivitas
5. Lates Start Time (LS), adalah waktu paling lambat
untuk memulai sebuah aktivitas
6. Earliest Finish Time (EF), adalah waktu peling cepat
untuk selesainya sebuah aktivitas
7. Latest Finish Time, adalah waktu paling lambat untuk
menyelesaikan sebuah aktivitas
3.
Analisis Antrian
Analisis antrian diciptakan oleh A.K. Erlang pada
tahun 1909 yang masalahnya pada Operator telepon yang menjadi kuwalahan
melayani para penelpon di waktu-waktu sibuk sehingga penelpon harus antri cukup
lama menunggu giliran untuk dilayani.
Teori antrian dirancang untuk memperkirakan berapa
banyak langganan menunggu dalam suatu garis antrian, kepanjangan garis tunggu,
seberapa sibuk fasilitas pelayanan dan apa yang terjadi bila waktu pelayanan
atau pola kedatangan berubah.
Macam-macam aturan antrian :
1. FIFO: First in First out
Kedatangan
pelanggan pertama menerima pelayanan lebih dulu.
Contoh:
Membeli tiket bioskop
2. LIFO: Last in First out
Kedatangan
terakhir menerima pelayanan lebih dulu.
Contoh:
pembongkaran barang dari truk
3. Random (acak)
Penerimaan
pelayanan secara acak
Contoh: penanganan
terhadap pasien gawat di rumah sakit, pengawasan mutu barang dalam quality
control.
Contoh kasus 1
Pengambilan Keputusan dalam Metode Linear
Karina Furniture yang akan membuat meja dan kursi.
Keuntungan yang diperoleh 1 unit meja adalah $7 sedang keuntungan yang
diperoleh dari 1 unit kursi adalah $5. Kendala yang dihadapi Karina Furniture
yaitu keterbatasan jam kerja. Untuk pembuatan 1 unit meja memerlukan 4 jam
kerja. Untuk pembuatan 1 unit kursi dia membutuhkan 3 jam kerja. Untuk
pengecatan 1 unit meja dibutuhkan 2 jam kerja, dan untuk pengecatan 1 unit
kursi dibutuhkan 1 jam kerja. Jumlah jam
kerja yang tersedia untuk
pembuatan meja dan kursi adalah 240 jam per minggu sedang jumlah jam kerja
untuk pengecatan adalah 100 jam per minggu. Berapa jumlah meja dan kursi yang
sebaiknya diproduksi agar keuntungan perusahaan maksimum?
Meja (X1) dan kursi (X2).
1. Fungsi Tujuan
Maksimisasi Z = $7X1 + $5X2
2. Fungsi kendala
4 X1 + 3 X2 ≤ 240 (kendala departemen pembuatan)
2X1 + 1 X2 ≤ 100 (kendala departemen pengecatan)
X1 ≥ 0 (kendala non negatif pertama)
X2 ≥ 0 (kendala non negatif
kedua)
Contoh kasus 2
Pengambilan Keputusan dalam Metode Analisis
Jaringan
Chevrolet
Tutup Pabrik, Bos GM Indonesia Mengundurkan Diri
KAMIS, 26 FEBRUARI
2015 | 22:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -PT
General Motor Indonesia, produsen mobil Chevroret, akan menutup pabriknya di
Bekasi pada akhir Juni 2015. Penutupan pabrik ini membuat Presiden Direktur PT
General Motor Indonesia Michael Dunne memutuskan mengundurkan diri pada akhir
Februari.
"Presiden Direktur GM Indonesia Michael Dunne
telah memutuskan untuk mengundurkan diri pada akhir Februari untuk memulai
kegiatan bisnis pribadi yang merupakan keahliannya," kata Stefan Jacoby,
Wakil Presiden Eksekutif GM dan Presiden GM International, dalam siaran pers
yang diterima Tempo, Kamis, 26 Februari 2015.
Stefan mengatakan keputusan Dunne telah diketahui GM
beberapa waktu lalu. GM telah menentukan seorang pejabat baru untuk memimpin
perusahaan distribusi yang juga akan diumumkan segera. Untuk sementara, Chief
Financial Officer GM Pranav Bhatt akan ditunjuk sebagai pelaksana tugas
presiden sampai pimpinan baru diumumkan.
GM Indonesia akan beralih dari produsen mobil
Chevrolet menjadi perusahaan distributor. Penghentian produksi mobil Chevrolet
diambil sebagai bagian dari fokus GM dalam upaya memperkokoh kinerja operasi
secara global. Dia mengatakan GM Indonesia tetap akan memasarkan dan melayani
purna jual kendaraan Chevrolet melalui jaringan dealer resmi.
GM
mengapresiasi kinerja Dunne selama memimpin GM Indonesia. "Michael telah
membawa berbagai penyegaran dan pendekatan yang inovatif terhadap gaya
kepemimpinan dan pengalaman pelanggan," kata Zimmerman. "Kami
mengucapkan terima kasih atas seluruh sumbangsihnya selama ini dan semoga
sukses di masa mendatang," kata Tim Zimmerman, Presiden GM Southeast Asia
Operations.
Pabrik
General Motors Tutup Kemungkinan Masalah Finansial
JUM'AT, 27 FEBRUARI 2015 | 08:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat otomotif, Dewa Yuniardi,
mengatakan akan ditutupnya pabrik mobil General Motors (GM) di Bekasi, Jawa
Barat, pada Juni mendatang kemungkinan disebabkan karena masalah finansial.
"Sepertinya penjualan tidak memenuhi
biaya operasional perusahaan," ujar Dewa saat dihubungi, Jumat, 27
Februari 2015.
Selama pabrik GM ini ada, Dewa mengatakan
sebenarnya pengaruhnya biasa saja. "Sepertinya tidak terlalu besar hasil
penjualannya," kata dia. Hal tersebut diakibatkan akhir-akhir ini hasil
mobil keluaran GM kalah bersaing dengan produsen mobil lainnya.
Penutupan pabrik mobil Chevrolet di Indonesia
berdampak pada nasib 500 karyawannya. "Kami dapat memahami bahwa keputusan
ini akan mengecewakan seluruh karyawan yang telah menunjukkan dedikasi yang
tinggi selama ini di Indonesia," kata Tim Zimmerman, Presiden, GM
Southeast Asia Operations, dalam siaran pers yang diterima Tempo, Kamis, 26
Februari 2015.
Tim mengatakan pihaknya akan bekerja dengan
seluruh pemangku kepentingan yang ada, termasuk pemerintah Indonesia, untuk
membantu seluruh nasib karyawannya itu. Menurut dia, para karyawannya adalah
orang-orang yang handal. "Terbukti Chevrolet Spin telah mendapat pengakuan
sebagai mobil berkualitas dari para pelanggan, kalangan industri, dan General
Motors," kata Tim.
Tutup
Pabrik Spin, General Motor Hengkang dari Indonesia?
JUM'AT, 27 FEBRUARI 2015 | 06:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - General Motors (GM), produsen
mobil terbesar di Amerika Serikat, Kamis, 26 Februari 2015, menyatakan akan
menghentikan produksinya di Indonesia pada tahun ini, tapi tetap menjual
Chevrolet melalui dealership (hak penjualan). "Beberapa
faktor yang berkontribusi terhadap keputusan GM ini adalah biaya material yang
tinggi dan kurangnya potensi untuk memanfaatkan basis pemasok lokal karena
skala yang terbatas," kata GM, yang harus mengimpor suku cadang untuk
merakit Spin.
Pabrik
Chevrolet Tutup, GM Produksi Mobil Murah?
SABTU, 28 FEBRUARI 2015 | 06:41 WIB
TEMPO.CO , Jakarta:
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto,
menilai tutupnya pabrik General Motors (GM) di Bekasi akibat belum mampu
bersaing dengan produsen mobil yang lain. “Kurang kompetitif untuk pasar dalam
negeri,” ujar Panggah ketika dihubungi Tempo,
Jumat, 27 Februari 2015.
Untuk pasar dalam negeri, menurut Panggah,
masyarakat cenderung memilih mobil tipe MPV (multi purpose vehicle)
dibanding dengan tipe Chevrolet Spin yang diproduksi General Motors. “MPV lebih
berkembang karena sudah menjadi tipe mobil khas Indonesia,” ujar dia.
Selain itu, Panggah menilai, penutupan ini
berkaitan dengan rencana GM untuk memproduksi mobil murah hemat energi atau low cost green car(LCGC) yang
akan bekerja sama dengan perusahaan asal Cina, yaitu Liuzhou Wuling. Liuzhou Wuling
akan ekspansi ke Indonesia untuk pasar Asia Tenggara.
Liuzhou Wuling menggandeng GM untuk
melebarkan usahanya memproduksi mobil LCGC. Perusahaan asal Cina tersebut,
menurut Panggah, sudah menyampaikan rencana investasi untuk pembangunan pabrik
di Kawasan Industri, Delta Mas, Bekasi seluas 60 hektare dengan kapasitas 150
ribu unit per tahun. "GM punya 40 persen saham di situ," ujar dia.
“Akan beroperasi mulai 2017.”
General Motors mulai beroperasi di Indonesia
pada 1995. Setelah mendirikan pabrik, GM lantas menutupnya pada 2005.
Perusahaan ini baru membuka kembali pabriknya di Bekasi pada Mei 2013. Namun,
akhirnya mereka memutuskan untuk menghentikan kembali operasinya pada Juni
2015.
Ini
Sebabnya Mengapa GM di Indonesia Tutup
MINGGU, 01 MARET
2015 | 04:33 WIB
TEMPO.CO , Jakarta: Lesunya industri mobil Amerika di Indonesia
rupanya sudah diprediksi sebelumnya. Pengamat otomotif Dewa Yuniardi mengatakan
perkembangan industri mobil jepang di Indonesia akan lebih melejit dibanding
pabrikan asal Amerika Serikat. “Ini karena brand image mobil Jepang di
Indonesia lebih bagus,” ujar Dewa saat dihubungi Tempo.
PT General Motors Indonesia, produsen mobil
Chevrolet akan menutup pabriknya di Bekasi pada akhir Juni 2015. Berdasarkan
data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang 2014
penjualan mobil Chevrolet hanya mencapai 10.018 unit mobil. Penjualan terbesar
terjadi pada Januari sebanyak 1.463 unit dan terendah pada Desember, yaitu 508
unit
Penutupan pabrik ini membuat Presiden
Direktur PT General Motor Indonesia Michael Dunne memutuskan mengundurkan diri
pada akhir Februari lalu.
"Presiden Direktur GM Indonesia Michael
Dunne telah memutuskan untuk mengundurkan diri pada akhir Februari untuk
memulai kegiatan bisnis pribadi yang merupakan keahliannya," kata Stefan
Jacoby, Wakil Presiden Eksekutif GM dan Presiden GM International.
Ketua Gaikindo Johnny Darmawan menilai
tutupnya pabrik GM ini merupakan salah satu strategi bisnis perusahaan. Sebab,
GM akan beralih untuk memproduksi mobil murah hemat energi atau low cost green
car (LCGC) pada 2017. GM akan bekerja sama dengan perusahaan asal Cina, Liuzhou
Wuling.
“Jadi bukan semata-mata tutup. Mereka juga
masih memasarkan produk mereka melalui dealer resmi,” ujar Johnny pada
kesempatan terpisah.
Analisis
Kasus 1
JAWAB:
Kendala I: 4 X1 + 3 X2 = 240
memotong sumbu X1 pada saat X2 = 0
4 X1 + 0 = 240
X1 = 240/4
X1 = 60.
memotong sumbu X2 pada saat X1 = 0
0 + 3 X2 = 240
X2 = 240/3
X2 = 80
Kendala I memotong sumbu X1 pada titik (60, 0) dan memotong sumbu X2 pada titik
(0,80).
Kendala II: 2 X1 + 1 X2 = 100
memotong sumbu X1 pada saat X2 = 0
2 X1 + 0 = 100
X1 = 100/2
X1 = 50
memotong sumbu X2 pada saat X1 =0
0 + X2 = 100
X2 = 100
Kendala II memotong sumbu X1 pada titik (50, 0) dan memotong sumbu X2 pada
titik (0,100).
Titik potong kedua kendala bisa dicari dengan cara substitusi atau
eliminasi
2 X1 + 1 X2 = 100
X2 = 100 – 2 X1
4 X1 + 3 X2 = 240
4 X1 + 3 (100 – 2 X1) = 240
4 X1 + 300 – 6 X1 = 240
– 2 X1 = 240 – 300
– 2 X1 = – 60
X1 = -60/-2 = 30.
X2 = 100 – 2 X1
X2 = 100 – 2 * 30
X2 = 100 – 60
X2 = 40
Sehingga kedua kendala akan saling
berpotongan pada titik (30, 40).
Feasible region (area layak) meliputi
daerah sebelah kiri dari titik A (0; 80), B (30; 40), dan C (60; 0).
1. iso profit line
Z = $7X1 + $5X2
Keuntungan pada titik O (0, 0) adalah (7 x 0) + (5 x 0) = 0.
Keuntungan pada titik A (0; 80) adalah (7 x 0) + (5 x 80) = 400.
Keuntungan pada titik B (30; 40) adalah (7 x 30) + (5 x 40) = 410.
Keuntungan pada titik C (50; 0) adalah (7 x 50) + (5 x 0) = 350.
2. dengan titik sudut (corner point)
titik B (30; 40)
Z = $7X1 + $5X2
= (7 x 30) + (5 x 40) = 410.
Karena keuntungan tertinggi jatuh pada
titik B, maka sebaiknya perusahaan memproduksi meja sebanyak 30 unit dan kursi
sebanyak 40 unit dan perusahaan memperoleh keuntungan optimal sebesar 410.
Analisis Kasus 2
Menurut kelompok kami, kasus PT General Motor
Indonesia merupakan kasus yang biasa dialami oleh perusahaan-perusahaan lain,
dan dalam kasus tersebut kami mengelompokkannya dalam kondisi pasti. Karena Alternatif yang dipilih hanya memiliki satu
konsekuensi/jawaban/hasil. Ini berarti dari setiap alternatif tindakan tersebut
dapat ditentukan dengan pasti, keputusan yang diambil didukung oleh
informasi/data yang lengkap sehingga dapat diramalkan secara akurat hasil dari
setiap tindakan yang dilakukan, dalam kondisi ini, pengambil keputusan secara
pasti mengetahui apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dan biasanya
selalu dihubungkan dengan keputusan yang menyangkut masalah rutin, karena kejadian
tertentu dimasa yang akan datang dijamin terjadi.
Kasus PT General Motor Indonesia ini
sebenarnya dapat diselesaikan dengan beberapa metode, yang salah satunya dapat
dilakukan dengan menggunakan metode
Analisis Jaringan. Hal itu dikarenakan metode yang ada pada analisis
jaringan menekankan pada efisiensi biaya
pelaksanaan serangkaian pekerjaan, dengan mempercepat salah satu atau beberapa
kegiatan dalam rangkaian pekerjaan tersebut,dan mencakup sedikitnya penyelesaian masalah-masalah yang
dialami PT General Motor Indonesia, yaitu :
a. Waktu penyelesaian dari serangkaian pekerjaan tersebut
Dikutip dari TEMPO.CO , Jakarta: MINGGU, 01 MARET 2015 | 04:33 WIB. Ketua Gaikindo Johnny Darmawan menilai tutupnya pabrik GM ini merupakan
salah satu strategi bisnis perusahaan. Sebab, GM akan beralih untuk memproduksi
mobil murah hemat energi atau Low Cost Green Car (LCGC) pada 2017. GM akan
bekerja sama dengan perusahaan asal Cina, Liuzhou Wuling. “Jadi bukan
semata-mata tutup. Mereka juga masih memasarkan produk mereka melalui dealer
resmi,” ujar Johnny pada kesempatan terpisah.
Jadi Keputusan untuk menutup perusahaan,
merupakan salah satu alternatif PT GM Indonesia untuk tetap bisa beroperasi
dipasaran Indonesia dengan tampilan wajah baru.
b. Biaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan
serangkaian pekerjaan tersebut
Dengan keputusan ditutupnya PT GM Indonesia, maka
biaya operasional yang dikeluarkan untuk memproduksi akan semakin kecil,
mengingat bahan baku yang masih sulit didapatkan dan produk yang dipasarkan
belum bisa bersaing dengan produk lain.
Dikutip dari TEMPO.CO, Jakarta JUM'AT, 27 FEBRUARI 2015 | 06:44 wib, yang menegaskan bahwa "Beberapa faktor yang berkontribusi
terhadap keputusan GM ini adalah biaya material yang tinggi dan kurangnya
potensi untuk memanfaatkan basis pemasok lokal karena skala yang terbatas,"
kata GM, yang harus mengimpor suku cadang untuk merakit Spin.
Dari sini terlihat efisiensi resiko penggeluaran dana
yang lebih besar dapat diminimalisir. Apabila pihak perusahaan bersihkukuh
menjalankan perusahaan tersebut kerugian yang akan mereka tanggung akan menjadi
semakin besar. Karena dari awal mereka tahu bahwa produk yang mereka hasilkan
dan pasarkan selama beberapa tahun ini semakin menurun peminatnya.
c. Waktu menganggur yang terjadi di setiap pekerjaan
Dari sini terlihat bahwa keputusan yang diambil oleh Presiden Direktur GM Indonesia Michael Dunne
untuk mengundurkan diri pada akhir Februari lalu, merupakan keputusan yang
tepat, karena ia tahu bahwa menurunnya pendapatan akan berpengaruh kepada
kinerja dirinya sendiri bahkan karyawan. Dengan adanya hal itu, pihak dari
perusahaan harus segera melakukan tindakan supaya para karyawan tidak merasa
digantungkan.
Dikutip dari TEMPO.CO, Jakarta -
JUM'AT, 27 FEBRUARI
2015 | 08:10 WIB. Penutupan
pabrik mobil Chevrolet di Indonesia berdampak pada nasib 500 karyawannya.
"Kami dapat memahami bahwa keputusan ini akan mengecewakan seluruh
karyawan yang telah menunjukkan dedikasi yang tinggi selama ini di
Indonesia," kata Tim Zimmerman, Presiden, GM Southeast Asia Operations,
dalam siaran pers yang diterima Tempo,
Kamis, 26 Februari 2015.
Tim mengatakan pihaknya akan bekerja dengan
seluruh pemangku kepentingan yang ada, termasuk pemerintah Indonesia, untuk
membantu seluruh nasib karyawannya itu. Menurut dia, para karyawannya adalah
orang-orang yang handal. "Terbukti Chevrolet Spin telah mendapat pengakuan
sebagai mobil berkualitas dari para pelanggan, kalangan industri, dan General
Motors," kata Tim.
2.1 Pengambilan
Keputusan
Keputusan adalah proses penelusuran masalah
yang berawal dari latar belakang masalah, identifikasi masalah , hingga kepada
terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi. Rekomendasi itulah yang selanjutnya
dipakai dan digunakan sebagai pedoman basis dalam pengambilan keputusan.
Hakikat pengambilan keputusan (decision making) adalah suatu
tindakan yang dilakukan oleh pimpinan untuk memilih satu atau lebih dari
sejumlah alternatif dalam rangka usaha mencapai hubungan yang direncanakan
dalam organisasi. Dalam organisasi, keputusan yang merupakan kegiatan pimpinan
yang dilakukan pada semua tingkatan organisasi
untuk memecahkan masalah dalam suatu organisasi.
Pada umumnya, suatu keputusan dibuat dalam rangka
untuk memecahkan permas alahan atau persoalan (problem solving). Dan
setiap keputusan yang dibuat pasti ada tujuan yang hendak dicapai.
Ada empat kondisi yang mempengaruhi pengambilan
keputusan, yaitu:
a. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti (certainty),
Kondisi kepastian merupakan kondisi dimana pengambil
keputusan mempunyai informasi yang lengkap mengenai masalah yang dihadapi,
alternatif pemecahan masalah dan hasil yang mungkin diperoleh, sehingga
pengambil keputusan dalam kondisi yang pasti,
dirinya dapat mengontrol dan mengantisipasi sepenuhnya terhadap kejadian
yang akan timbul.
b. Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko (risk),
Risiko merupakan kondisi yang dapat diindentifikasi,
didefinisikan, diprediksi kemungkinan terjadinya dan kemungkinan hasil dari
setiap alternatif yang diambil, biasanya kondisi yang demikian itu timbul jika
pengambil keputusan dalam keadaan keterbatasan informasi yang berkaitan dengan
keputusan yang akan ditetapkanya, sebaliknya , suatu risiko tidak akan terjadi
jika pengambil keputusan dapat merumuskan suatu kemungkinan secara obyektif.
c. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti (uncertainty)
dan
Merupakan kondisi dimana pengambil keputusan tidak
memiliki informasi yang diperlukan dalam pengambil keputusan. Dalam hal yang
demikian, pengambil keputusan juga tak mampu untuk menetapkan berbagai
kemungkinan yang akan terjadi sebagai hasil dari pemilihan alternatif yang
diambilnya. Karena keputusan yang diambil bersifat spekulatif, dan sering kali
mengandalkan intuisi yang semata sebagai pedomanya.
d. Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik (conflict).
Pengambilan
keputusan dengan kondisi konflek terjadi apabila alternatif keputusan yang
harus dipilih atau diambil berasal dari pertentangan atau persaingan dari dua
atau lebih pengambil keputusan.
Pada
dasarnya pengambilan keputusan dilakukan secara beruntun dan terus-menerus,
artinya bahwa pengambilan keputusan tidak hanya sekal, tetapi dilaksanakan
secara terus-menerus sesuai dengan masalah yang dihadapi. Adapun proses
pengambilan keputusan itu sendiri terdiri dari beberapa langkah dan banyak
dikemukakan oleh para ahli yang masing-masing tidak sama.
1. Herbert Simon mengemukakan ada 3 tingkatan utama dalam
pengambilan keputasan yakni :
-
Kegiatan inteligensia
: terdiri dari penyelidikan keadaan lingkungan untuk menyiapkan keputusan
-
Kegiatan merancang
atau mempolakan : artinya mendapatkan, mengembangkan, dan menganalisis
kemungkinan arah tindakan yang akan diambil.
-
Kegiatan pemilihan :
atinya pemilihan yang tepat yang harus diambil setelah diseleksi diantara
beberapa alternatif arah tindakan yang ada.
2. WH. Newman mengemukakan bahwa pengambilan keputusan
menyangkut 4 tahap pokok yaitu :
-
Menentukan diagnosis
dari masalah yang sebenarnya
-
Pemikiran satu atau
lebih pemecahan yang baik
-
Proyeksi dan bandingkan
konsekuensi dari pada alternatif itu
-
Beri penilaian
perbedaan dari sejumlah konsekuensi tersebut dan pilahlah langkah tindakannya
Selain hal tersebut diatas ada pula beberapa tahap
guna memudahkan pengambilan keputusan
untuk bisa mendorong kepada terciptanya keputusan yang diinginkan. Adapun
tahap-tahap tersebut adalah :
a. Mendefinisikan masalah tersebut secara jelas dan
gamblang, atau mudah untuk dimengerti
b. Membuat daftar masalah yang akan dimunculkan, dan
menyusunnya secara prioritas dengan maksud agar adanya sistematika yang lebih
terarah dan terkendali
c. Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut
dengan tujuan untuk lebih memberikan gambaran secara lebih tajam dan terarah
secara lebih terspesifik
d. Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan
kelompoknya masing-masing yang kemudian selanjutnya dibarengi dengan
menggunakan model atau alat uji yang
akan dipakai
e. Memastikan kembali bahwa alat uji yang dipergunakan
tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada
umumnya
Dalam
kondisi pasti proses pengambilan keputusan adalah berlangsung tanpa ada banyak
alternatif, keputusan yang diambil sudah jelas pada fokus yang dituju. Pasti
artinya semua informasi yang diperlukan oleh pihak pengambil keputusan telah
tersedia secara menyeluruh. Kepastian adalah kondisi tentang adanya informasi
yang akurat, dapat diukur, dan dapat diandalkan tentang hasil dari berbagai
alternatif yang sedang dipertimbangkan.
Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti (certainty)
yaitu pengambilan keputusan dimana berlangsung hal-hal :
1. Alternatif yang dipilih hanya memiliki satu
konsekuensi/jawaban/hasil. Ini berarti dari setiap alternatif tindakan tersebut
dapat ditentukan dengan pasti.
2. Keputusan yang diambil didukung oleh informasi/data
yang lengkap sehingga dapat diramalkan secara akurat hasil dari setiap tindakan
yang dilakukan.
3. Dalam kondisi ini, pengambil keputusan secara pasti
mengetahui apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
4. Biasanya selalu dihubungkan dengan keputusan yang
menyangkut masalah rutin, karena kejadian tertentu dimasa yang akan datang
dijamin terjadi.
5. Pengambilan keputusan seperti ini dapat ditemui dalam
kasus/model yang bersifat deterministik.
6. Teknik penyelesaiannya/pemecahannya biasanya
menggunakan antara lain, teknik pemrograman linear, analisis jaringan dan teori
antrian
Berikut teknik penyelesaian pengambilan
keputusan kondisi pasti diantaranya adalah :
1. Linear Programming atau Pemrograman Linier
Linear programming adalah suatu teknis matematika yang
dirancang untuk membantu manajer dalam merencanakan dan membuat keputusan dalam
mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan perusahaan.
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah memaksimalisasi
keuntungan, namun karena terbatasnya sumber daya, maka dapat juga perusahaan
meminimalkan biaya.
Linear Programming memiliki empat ciri khusus yang
melekat, yaitu :
-
penyelesaian masalah
mengarah pada pencapaian tujuan maksimisasi atau minimisasi
-
kendala yang ada
membatasi tingkat pencapaian tujuan
-
ada beberapa
alternatif penyelesaian
-
hubungan matematis
bersifat linear
Secara teknis, ada lima syarat tambahan dari
permasalahan linear programming yang harus diperhatikan yang merupakan asumsi
dasar, yaitu:
-
certainty (kepastian). Maksudnya adalah fungsi tujuan dan fungsi
kendala sudah diketahui dengan pasti dan tidak berubah selama periode analisa.
-
proportionality (proporsionalitas). Yaitu adanya proporsionalitas
dalam fungsi tujuan dan fungsi kendala.
-
additivity (penambahan). Artinya aktivitas total sama dengan
penjumlahan aktivitas individu.
-
divisibility (bisa dibagi-bagi). Maksudnya solusi tidak harus
merupakan bilangan integer (bilangan bulat), tetapi bisa juga berupa pecahan.
-
non-negative
variable (variabel tidak
negatif). Artinya bahwa semua nilai jawaban atau variabel tidak negatif. Dalam
menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan Linear Programming, ada dua
pendekatan yang bisa digunakan, yaitu metode grafik dan metode simpleks. Metode
grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana variabel
keputusan sama dengan dua. Sedangkan metode simpleks bisa digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan dimana variabel keputusan dua atau lebih.
2. Analisis Jaringan
Secara umum dapat dikatakan bahwa analisis jaringan
digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dari
serangkaian pekerjaan. Masalah masalah yang dimaksud antara lain adalah :
a. Waktu penyelesaian dari serangkaian pekerjaan tersebut
b. Biaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan
serangkaian pekerjaan tersebut
c. Waktu menganggur yang terjadi di setiap pekerjaan
Analisis jaringan ini pertama kali dikembangkan oleh
perusahaan jasa konsultan manajemen Boaz, Allen dan Hamilton yang dibuat untuk
keperluan perusahaan pesawat terbang Lockhead. Metode yang biasanya digunakan
sering disebut dengan PERT yang merupakan singkatan dari Program Evaluation and
Review Tachnique. Tanpa bermaksud meniru, ada juga metode CPM (Critical Path
Method) yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah jaringan ini.
Perbedaan utamanya adalah, CPM lebih menekankan pada efisiensi biaya pelaksana
serangkaian pekerjaan, dengan mempercepat salah satu atau beberapa kegiatan
dalam rangkaian pekerjaan tersebut.
Beberapa contoh serangkaian pekerjaan yang dapat
diselesaikan dengan analisis jaringan antara lain adalah :
a. Serangkaian pekerjaan membangun jembatan
b. Serangkaian pekerjaan membangun gedung
c. Serangkaian pekerjaan produksi
d. Serangkaian pekerjaan mengganti mesin yang rusak, dll.
Beberapa istilah
dalan analisis jaringan antara lain adalah :
1. Aktivitas, adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan
pengorbanan sumberdaya (waktu, tenaga, biaya). Aktivitas ini biasanya
disimbolkan dengan anak panah
2. Kejadian, adalah permulaan atau akhir dari sebuah aktivitas,
dan disimbolkan dengan sebuah lingkaran
3. Jalur kritis adalah sebuah jalur yang waktu
penyelesaian serangkaian pekerjaannya paling besar/panjang
4. Earliest Start Time (ES), adalah waktu paling cepat
untuk memuali sebuah aktivitas
5. Lates Start Time (LS), adalah waktu paling lambat
untuk memulai sebuah aktivitas
6. Earliest Finish Time (EF), adalah waktu peling cepat
untuk selesainya sebuah aktivitas
7. Latest Finish Time, adalah waktu paling lambat untuk
menyelesaikan sebuah aktivitas
3.
Analisis Antrian
Analisis antrian diciptakan oleh A.K. Erlang pada
tahun 1909 yang masalahnya pada Operator telepon yang menjadi kuwalahan
melayani para penelpon di waktu-waktu sibuk sehingga penelpon harus antri cukup
lama menunggu giliran untuk dilayani.
Teori antrian dirancang untuk memperkirakan berapa
banyak langganan menunggu dalam suatu garis antrian, kepanjangan garis tunggu,
seberapa sibuk fasilitas pelayanan dan apa yang terjadi bila waktu pelayanan
atau pola kedatangan berubah.
Macam-macam aturan antrian :
1. FIFO: First in First out
Kedatangan
pelanggan pertama menerima pelayanan lebih dulu.
Contoh:
Membeli tiket bioskop
2. LIFO: Last in First out
Kedatangan
terakhir menerima pelayanan lebih dulu.
Contoh:
pembongkaran barang dari truk
3. Random (acak)
Penerimaan
pelayanan secara acak
Contoh: penanganan
terhadap pasien gawat di rumah sakit, pengawasan mutu barang dalam quality
control.
Contoh kasus 1
Pengambilan Keputusan dalam Metode Linear
Karina Furniture yang akan membuat meja dan kursi.
Keuntungan yang diperoleh 1 unit meja adalah $7 sedang keuntungan yang
diperoleh dari 1 unit kursi adalah $5. Kendala yang dihadapi Karina Furniture
yaitu keterbatasan jam kerja. Untuk pembuatan 1 unit meja memerlukan 4 jam
kerja. Untuk pembuatan 1 unit kursi dia membutuhkan 3 jam kerja. Untuk
pengecatan 1 unit meja dibutuhkan 2 jam kerja, dan untuk pengecatan 1 unit
kursi dibutuhkan 1 jam kerja. Jumlah jam
kerja yang tersedia untuk
pembuatan meja dan kursi adalah 240 jam per minggu sedang jumlah jam kerja
untuk pengecatan adalah 100 jam per minggu. Berapa jumlah meja dan kursi yang
sebaiknya diproduksi agar keuntungan perusahaan maksimum?
Meja (X1) dan kursi (X2).
1. Fungsi Tujuan
Maksimisasi Z = $7X1 + $5X2
2. Fungsi kendala
4 X1 + 3 X2 ≤ 240 (kendala departemen pembuatan)
2X1 + 1 X2 ≤ 100 (kendala departemen pengecatan)
X1 ≥ 0 (kendala non negatif pertama)
1. Fungsi Tujuan
Maksimisasi Z = $7X1 + $5X2
2. Fungsi kendala
4 X1 + 3 X2 ≤ 240 (kendala departemen pembuatan)
2X1 + 1 X2 ≤ 100 (kendala departemen pengecatan)
X1 ≥ 0 (kendala non negatif pertama)
X2 ≥ 0 (kendala non negatif
kedua)
Contoh kasus 2
Pengambilan Keputusan dalam Metode Analisis
Jaringan
Chevrolet
Tutup Pabrik, Bos GM Indonesia Mengundurkan Diri
KAMIS, 26 FEBRUARI
2015 | 22:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -PT
General Motor Indonesia, produsen mobil Chevroret, akan menutup pabriknya di
Bekasi pada akhir Juni 2015. Penutupan pabrik ini membuat Presiden Direktur PT
General Motor Indonesia Michael Dunne memutuskan mengundurkan diri pada akhir
Februari.
"Presiden Direktur GM Indonesia Michael Dunne
telah memutuskan untuk mengundurkan diri pada akhir Februari untuk memulai
kegiatan bisnis pribadi yang merupakan keahliannya," kata Stefan Jacoby,
Wakil Presiden Eksekutif GM dan Presiden GM International, dalam siaran pers
yang diterima Tempo, Kamis, 26 Februari 2015.
Stefan mengatakan keputusan Dunne telah diketahui GM
beberapa waktu lalu. GM telah menentukan seorang pejabat baru untuk memimpin
perusahaan distribusi yang juga akan diumumkan segera. Untuk sementara, Chief
Financial Officer GM Pranav Bhatt akan ditunjuk sebagai pelaksana tugas
presiden sampai pimpinan baru diumumkan.
GM Indonesia akan beralih dari produsen mobil
Chevrolet menjadi perusahaan distributor. Penghentian produksi mobil Chevrolet
diambil sebagai bagian dari fokus GM dalam upaya memperkokoh kinerja operasi
secara global. Dia mengatakan GM Indonesia tetap akan memasarkan dan melayani
purna jual kendaraan Chevrolet melalui jaringan dealer resmi.
GM
mengapresiasi kinerja Dunne selama memimpin GM Indonesia. "Michael telah
membawa berbagai penyegaran dan pendekatan yang inovatif terhadap gaya
kepemimpinan dan pengalaman pelanggan," kata Zimmerman. "Kami
mengucapkan terima kasih atas seluruh sumbangsihnya selama ini dan semoga
sukses di masa mendatang," kata Tim Zimmerman, Presiden GM Southeast Asia
Operations.
Pabrik
General Motors Tutup Kemungkinan Masalah Finansial
JUM'AT, 27 FEBRUARI 2015 | 08:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat otomotif, Dewa Yuniardi,
mengatakan akan ditutupnya pabrik mobil General Motors (GM) di Bekasi, Jawa
Barat, pada Juni mendatang kemungkinan disebabkan karena masalah finansial.
"Sepertinya penjualan tidak memenuhi
biaya operasional perusahaan," ujar Dewa saat dihubungi, Jumat, 27
Februari 2015.
Selama pabrik GM ini ada, Dewa mengatakan
sebenarnya pengaruhnya biasa saja. "Sepertinya tidak terlalu besar hasil
penjualannya," kata dia. Hal tersebut diakibatkan akhir-akhir ini hasil
mobil keluaran GM kalah bersaing dengan produsen mobil lainnya.
Penutupan pabrik mobil Chevrolet di Indonesia
berdampak pada nasib 500 karyawannya. "Kami dapat memahami bahwa keputusan
ini akan mengecewakan seluruh karyawan yang telah menunjukkan dedikasi yang
tinggi selama ini di Indonesia," kata Tim Zimmerman, Presiden, GM
Southeast Asia Operations, dalam siaran pers yang diterima Tempo, Kamis, 26
Februari 2015.
Tim mengatakan pihaknya akan bekerja dengan
seluruh pemangku kepentingan yang ada, termasuk pemerintah Indonesia, untuk
membantu seluruh nasib karyawannya itu. Menurut dia, para karyawannya adalah
orang-orang yang handal. "Terbukti Chevrolet Spin telah mendapat pengakuan
sebagai mobil berkualitas dari para pelanggan, kalangan industri, dan General
Motors," kata Tim.
Tutup
Pabrik Spin, General Motor Hengkang dari Indonesia?
JUM'AT, 27 FEBRUARI 2015 | 06:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - General Motors (GM), produsen
mobil terbesar di Amerika Serikat, Kamis, 26 Februari 2015, menyatakan akan
menghentikan produksinya di Indonesia pada tahun ini, tapi tetap menjual
Chevrolet melalui dealership (hak penjualan). "Beberapa
faktor yang berkontribusi terhadap keputusan GM ini adalah biaya material yang
tinggi dan kurangnya potensi untuk memanfaatkan basis pemasok lokal karena
skala yang terbatas," kata GM, yang harus mengimpor suku cadang untuk
merakit Spin.
Pabrik
Chevrolet Tutup, GM Produksi Mobil Murah?
SABTU, 28 FEBRUARI 2015 | 06:41 WIB
TEMPO.CO , Jakarta:
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto,
menilai tutupnya pabrik General Motors (GM) di Bekasi akibat belum mampu
bersaing dengan produsen mobil yang lain. “Kurang kompetitif untuk pasar dalam
negeri,” ujar Panggah ketika dihubungi Tempo,
Jumat, 27 Februari 2015.
Untuk pasar dalam negeri, menurut Panggah,
masyarakat cenderung memilih mobil tipe MPV (multi purpose vehicle)
dibanding dengan tipe Chevrolet Spin yang diproduksi General Motors. “MPV lebih
berkembang karena sudah menjadi tipe mobil khas Indonesia,” ujar dia.
Selain itu, Panggah menilai, penutupan ini
berkaitan dengan rencana GM untuk memproduksi mobil murah hemat energi atau low cost green car(LCGC) yang
akan bekerja sama dengan perusahaan asal Cina, yaitu Liuzhou Wuling. Liuzhou Wuling
akan ekspansi ke Indonesia untuk pasar Asia Tenggara.
Liuzhou Wuling menggandeng GM untuk
melebarkan usahanya memproduksi mobil LCGC. Perusahaan asal Cina tersebut,
menurut Panggah, sudah menyampaikan rencana investasi untuk pembangunan pabrik
di Kawasan Industri, Delta Mas, Bekasi seluas 60 hektare dengan kapasitas 150
ribu unit per tahun. "GM punya 40 persen saham di situ," ujar dia.
“Akan beroperasi mulai 2017.”
General Motors mulai beroperasi di Indonesia
pada 1995. Setelah mendirikan pabrik, GM lantas menutupnya pada 2005.
Perusahaan ini baru membuka kembali pabriknya di Bekasi pada Mei 2013. Namun,
akhirnya mereka memutuskan untuk menghentikan kembali operasinya pada Juni
2015.
Ini
Sebabnya Mengapa GM di Indonesia Tutup
MINGGU, 01 MARET
2015 | 04:33 WIB
TEMPO.CO , Jakarta: Lesunya industri mobil Amerika di Indonesia
rupanya sudah diprediksi sebelumnya. Pengamat otomotif Dewa Yuniardi mengatakan
perkembangan industri mobil jepang di Indonesia akan lebih melejit dibanding
pabrikan asal Amerika Serikat. “Ini karena brand image mobil Jepang di
Indonesia lebih bagus,” ujar Dewa saat dihubungi Tempo.
PT General Motors Indonesia, produsen mobil
Chevrolet akan menutup pabriknya di Bekasi pada akhir Juni 2015. Berdasarkan
data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang 2014
penjualan mobil Chevrolet hanya mencapai 10.018 unit mobil. Penjualan terbesar
terjadi pada Januari sebanyak 1.463 unit dan terendah pada Desember, yaitu 508
unit
Penutupan pabrik ini membuat Presiden
Direktur PT General Motor Indonesia Michael Dunne memutuskan mengundurkan diri
pada akhir Februari lalu.
"Presiden Direktur GM Indonesia Michael
Dunne telah memutuskan untuk mengundurkan diri pada akhir Februari untuk
memulai kegiatan bisnis pribadi yang merupakan keahliannya," kata Stefan
Jacoby, Wakil Presiden Eksekutif GM dan Presiden GM International.
Ketua Gaikindo Johnny Darmawan menilai
tutupnya pabrik GM ini merupakan salah satu strategi bisnis perusahaan. Sebab,
GM akan beralih untuk memproduksi mobil murah hemat energi atau low cost green
car (LCGC) pada 2017. GM akan bekerja sama dengan perusahaan asal Cina, Liuzhou
Wuling.
“Jadi bukan semata-mata tutup. Mereka juga
masih memasarkan produk mereka melalui dealer resmi,” ujar Johnny pada
kesempatan terpisah.
Analisis
Kasus 1
JAWAB:
Kendala I: 4 X1 + 3 X2 = 240
memotong sumbu X1 pada saat X2 = 0
4 X1 + 0 = 240
X1 = 240/4
X1 = 60.
memotong sumbu X2 pada saat X1 = 0
0 + 3 X2 = 240
X2 = 240/3
X2 = 80
Kendala I memotong sumbu X1 pada titik (60, 0) dan memotong sumbu X2 pada titik (0,80).
memotong sumbu X1 pada saat X2 = 0
4 X1 + 0 = 240
X1 = 240/4
X1 = 60.
memotong sumbu X2 pada saat X1 = 0
0 + 3 X2 = 240
X2 = 240/3
X2 = 80
Kendala I memotong sumbu X1 pada titik (60, 0) dan memotong sumbu X2 pada titik (0,80).
Kendala II: 2 X1 + 1 X2 = 100
memotong sumbu X1 pada saat X2 = 0
memotong sumbu X1 pada saat X2 = 0
2 X1 + 0 = 100
X1 = 100/2
X1 = 50
memotong sumbu X2 pada saat X1 =0
0 + X2 = 100
X2 = 100
Kendala II memotong sumbu X1 pada titik (50, 0) dan memotong sumbu X2 pada titik (0,100).
X1 = 100/2
X1 = 50
memotong sumbu X2 pada saat X1 =0
0 + X2 = 100
X2 = 100
Kendala II memotong sumbu X1 pada titik (50, 0) dan memotong sumbu X2 pada titik (0,100).
Titik potong kedua kendala bisa dicari dengan cara substitusi atau
eliminasi
2 X1 + 1 X2 = 100
X2 = 100 – 2 X1
4 X1 + 3 X2 = 240
4 X1 + 3 (100 – 2 X1) = 240
4 X1 + 300 – 6 X1 = 240
– 2 X1 = 240 – 300
– 2 X1 = – 60
X1 = -60/-2 = 30.
X2 = 100 – 2 X1
X2 = 100 – 2 * 30
X2 = 100 – 60
X2 = 40
2 X1 + 1 X2 = 100
X2 = 100 – 2 X1
4 X1 + 3 X2 = 240
4 X1 + 3 (100 – 2 X1) = 240
4 X1 + 300 – 6 X1 = 240
– 2 X1 = 240 – 300
– 2 X1 = – 60
X1 = -60/-2 = 30.
X2 = 100 – 2 X1
X2 = 100 – 2 * 30
X2 = 100 – 60
X2 = 40
Sehingga kedua kendala akan saling
berpotongan pada titik (30, 40).
Feasible region (area layak) meliputi
daerah sebelah kiri dari titik A (0; 80), B (30; 40), dan C (60; 0).
1. iso profit line
Z = $7X1 + $5X2
Keuntungan pada titik O (0, 0) adalah (7 x 0) + (5 x 0) = 0.
Keuntungan pada titik A (0; 80) adalah (7 x 0) + (5 x 80) = 400.
Keuntungan pada titik B (30; 40) adalah (7 x 30) + (5 x 40) = 410.
Keuntungan pada titik C (50; 0) adalah (7 x 50) + (5 x 0) = 350.
Z = $7X1 + $5X2
Keuntungan pada titik O (0, 0) adalah (7 x 0) + (5 x 0) = 0.
Keuntungan pada titik A (0; 80) adalah (7 x 0) + (5 x 80) = 400.
Keuntungan pada titik B (30; 40) adalah (7 x 30) + (5 x 40) = 410.
Keuntungan pada titik C (50; 0) adalah (7 x 50) + (5 x 0) = 350.
2. dengan titik sudut (corner point)
titik B (30; 40)
titik B (30; 40)
Z = $7X1 + $5X2
= (7 x 30) + (5 x 40) = 410.
= (7 x 30) + (5 x 40) = 410.
Karena keuntungan tertinggi jatuh pada
titik B, maka sebaiknya perusahaan memproduksi meja sebanyak 30 unit dan kursi
sebanyak 40 unit dan perusahaan memperoleh keuntungan optimal sebesar 410.
Analisis Kasus 2
Menurut kelompok kami, kasus PT General Motor
Indonesia merupakan kasus yang biasa dialami oleh perusahaan-perusahaan lain,
dan dalam kasus tersebut kami mengelompokkannya dalam kondisi pasti. Karena Alternatif yang dipilih hanya memiliki satu
konsekuensi/jawaban/hasil. Ini berarti dari setiap alternatif tindakan tersebut
dapat ditentukan dengan pasti, keputusan yang diambil didukung oleh
informasi/data yang lengkap sehingga dapat diramalkan secara akurat hasil dari
setiap tindakan yang dilakukan, dalam kondisi ini, pengambil keputusan secara
pasti mengetahui apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dan biasanya
selalu dihubungkan dengan keputusan yang menyangkut masalah rutin, karena kejadian
tertentu dimasa yang akan datang dijamin terjadi.
Kasus PT General Motor Indonesia ini
sebenarnya dapat diselesaikan dengan beberapa metode, yang salah satunya dapat
dilakukan dengan menggunakan metode
Analisis Jaringan. Hal itu dikarenakan metode yang ada pada analisis
jaringan menekankan pada efisiensi biaya
pelaksanaan serangkaian pekerjaan, dengan mempercepat salah satu atau beberapa
kegiatan dalam rangkaian pekerjaan tersebut,dan mencakup sedikitnya penyelesaian masalah-masalah yang
dialami PT General Motor Indonesia, yaitu :
a. Waktu penyelesaian dari serangkaian pekerjaan tersebut
Dikutip dari TEMPO.CO , Jakarta: MINGGU, 01 MARET 2015 | 04:33 WIB. Ketua Gaikindo Johnny Darmawan menilai tutupnya pabrik GM ini merupakan
salah satu strategi bisnis perusahaan. Sebab, GM akan beralih untuk memproduksi
mobil murah hemat energi atau Low Cost Green Car (LCGC) pada 2017. GM akan
bekerja sama dengan perusahaan asal Cina, Liuzhou Wuling. “Jadi bukan
semata-mata tutup. Mereka juga masih memasarkan produk mereka melalui dealer
resmi,” ujar Johnny pada kesempatan terpisah.
Jadi Keputusan untuk menutup perusahaan,
merupakan salah satu alternatif PT GM Indonesia untuk tetap bisa beroperasi
dipasaran Indonesia dengan tampilan wajah baru.
b. Biaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan
serangkaian pekerjaan tersebut
Dengan keputusan ditutupnya PT GM Indonesia, maka
biaya operasional yang dikeluarkan untuk memproduksi akan semakin kecil,
mengingat bahan baku yang masih sulit didapatkan dan produk yang dipasarkan
belum bisa bersaing dengan produk lain.
Dikutip dari TEMPO.CO, Jakarta JUM'AT, 27 FEBRUARI 2015 | 06:44 wib, yang menegaskan bahwa "Beberapa faktor yang berkontribusi
terhadap keputusan GM ini adalah biaya material yang tinggi dan kurangnya
potensi untuk memanfaatkan basis pemasok lokal karena skala yang terbatas,"
kata GM, yang harus mengimpor suku cadang untuk merakit Spin.
Dari sini terlihat efisiensi resiko penggeluaran dana
yang lebih besar dapat diminimalisir. Apabila pihak perusahaan bersihkukuh
menjalankan perusahaan tersebut kerugian yang akan mereka tanggung akan menjadi
semakin besar. Karena dari awal mereka tahu bahwa produk yang mereka hasilkan
dan pasarkan selama beberapa tahun ini semakin menurun peminatnya.
c. Waktu menganggur yang terjadi di setiap pekerjaan
Dari sini terlihat bahwa keputusan yang diambil oleh Presiden Direktur GM Indonesia Michael Dunne
untuk mengundurkan diri pada akhir Februari lalu, merupakan keputusan yang
tepat, karena ia tahu bahwa menurunnya pendapatan akan berpengaruh kepada
kinerja dirinya sendiri bahkan karyawan. Dengan adanya hal itu, pihak dari
perusahaan harus segera melakukan tindakan supaya para karyawan tidak merasa
digantungkan.
Dikutip dari TEMPO.CO, Jakarta -
JUM'AT, 27 FEBRUARI
2015 | 08:10 WIB. Penutupan
pabrik mobil Chevrolet di Indonesia berdampak pada nasib 500 karyawannya.
"Kami dapat memahami bahwa keputusan ini akan mengecewakan seluruh
karyawan yang telah menunjukkan dedikasi yang tinggi selama ini di
Indonesia," kata Tim Zimmerman, Presiden, GM Southeast Asia Operations,
dalam siaran pers yang diterima Tempo,
Kamis, 26 Februari 2015.
Tim mengatakan pihaknya akan bekerja dengan
seluruh pemangku kepentingan yang ada, termasuk pemerintah Indonesia, untuk
membantu seluruh nasib karyawannya itu. Menurut dia, para karyawannya adalah
orang-orang yang handal. "Terbukti Chevrolet Spin telah mendapat pengakuan
sebagai mobil berkualitas dari para pelanggan, kalangan industri, dan General
Motors," kata Tim.
3.1 Kesimpulan
Pengambilan
keputusan adalah memilih satu atau lebih diantara sekian banyak alternatif
keputusan yang mungkin. Alternatif keputusan meliputi keputusan ada kepastian, keputusan
beresiko, keputusan ketidakpastian, dan keputusan dalam konflik.
Suatu keputusan dalam kondisi pasti apabila hasil
setiap alternatif tindakan dapat ditentukan dengan pasti. Dalam kondisi pasti
ini, pengambil keputusan secara pasti mengetahui yang akan terjadi dimasa yang
akan datang. Kondisi pasti didukung oleh informasi yang lengkap sehingga
diramalkan secara tepat hasil dari suatu tindakan.
Ada beberapa teknik penyelesaian pengambilan keputusan
kondisi pasti :
1. Program linear
2. Jaringan Kerja (Network)
3.2 Saran
Dalam mengambil keputusan, kita semua pasti tidak
menginginkan keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang bisa membuat kita
menyesal di kemudian hari. Untuk pembuat keputusan yang sukses mempunyai
kesamaan tingkah laku dengan pertimbangan apa yang harus dilakukan agar
keputusan yang dibuat berhasil dan sukses, pertimbangan tersebut antara lain
selalu siap, mengetahui budaya organisasi, benar-benar menggunakan proses
pembuatan keputusan, dan menggunakan pemecahan masalah yang kreatif/sesuai
dengan permasalahan sebuah organisasi.
Pengambilan
keputusan adalah memilih satu atau lebih diantara sekian banyak alternatif
keputusan yang mungkin. Alternatif keputusan meliputi keputusan ada kepastian, keputusan
beresiko, keputusan ketidakpastian, dan keputusan dalam konflik.
Suatu keputusan dalam kondisi pasti apabila hasil
setiap alternatif tindakan dapat ditentukan dengan pasti. Dalam kondisi pasti
ini, pengambil keputusan secara pasti mengetahui yang akan terjadi dimasa yang
akan datang. Kondisi pasti didukung oleh informasi yang lengkap sehingga
diramalkan secara tepat hasil dari suatu tindakan.
Ada beberapa teknik penyelesaian pengambilan keputusan
kondisi pasti :
1. Program linear
2. Jaringan Kerja (Network)
3.2 Saran
Dalam mengambil keputusan, kita semua pasti tidak
menginginkan keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang bisa membuat kita
menyesal di kemudian hari. Untuk pembuat keputusan yang sukses mempunyai
kesamaan tingkah laku dengan pertimbangan apa yang harus dilakukan agar
keputusan yang dibuat berhasil dan sukses, pertimbangan tersebut antara lain
selalu siap, mengetahui budaya organisasi, benar-benar menggunakan proses
pembuatan keputusan, dan menggunakan pemecahan masalah yang kreatif/sesuai
dengan permasalahan sebuah organisasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Fahmi,
Irham. 2013. Manajemen Pengambilan Keputusan Teori dan Aplikasi. Bandung : Alfabeta.
Saiman,
Leonardus. 2015. Kewirausahaan Teori, Praktik, dan Kasus-kasus. Jakarta : Salemba Empat.
Supriyanto.
2016. Retrospektif Ilmu Administrasi Bisnis. Jakarta : Mitra Wacana
Media.
Addict,
Kaskus. “7 Perusahaan Bangkrut di
Indonesia”. 04 Februari 2016. https://googleweblight.com/?lite_url=https://m.kaskus.co.id/thread/56b2b1db529a45ff798b456a/7-perusahaan-bangkrut-di-indonesia/&ei=VvhOg5Lh&lc=id-ID&s=1&m=28&host=www.google.co.id&ts=1489110436&sig=AJsQQ1DTLoc-jCbrSXlO_ydz8KqlEfo5Tg
Ambargo, Herdino. “Pengambilan Keputusan dalam Organisasi”. 22 Mei 2013.http://dhino-ambargo.blogspot.co.id/2013/05/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi.html
Amirullah. “Chevrolet Tutup Pabrik, Bos GM Indonesia Mengundurkan Diri”. 26 Februari 2015. https://otomotif.tempo.co/read/news/2015/02/26/171645596/chevrolet-tutup-pabrik-bos-gm-indonesia-mengundurkan-diri
Amirullah. “Chevrolet Tutup Pabrik, Bos GM Indonesia Mengundurkan Diri”. 26 Februari 2015. https://otomotif.tempo.co/read/news/2015/02/26/171645596/chevrolet-tutup-pabrik-bos-gm-indonesia-mengundurkan-diri
Antara.
“Tutup Pabrik Spin, General Motor
Hengkang dari Indonesia?”. 27 Februari 2015. https://otomotif.tempo.co/read/news/2015/02/27/122645665/tutup-pabrik-spin-general-motor-hengkang-dari-indonesia
Ernis,
Devy. “Ini Sebabnya Mengapa GM di
Indonesia Tutup”. 01 Maret 2015. https://otomotif.tempo.co/read/news/2015/03/01/124646060/ini-sebabnya-mengapa-gm-di-indonesia-tutup
Ernis,
Devy. “Pabrik Chevrolet Tutup, GM
Produksi Mobil Murah?”. 28 Februari 2015. https://otomotif.tempo.co/read/news/2015/02/28/124645915/pabrik-chevrolet-tutup-gm-produksi-mobil-murah
Kholifah,
Umi. “Pengambilan Keputusan dalam
Kondisi Pasti”. 29 Desember 2016. http://kondisipastitpk.blogspot.co.id/
Rahmawati, Wita. “Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Pasti”. 09 November 2014. http://witarahmawati.blogspot.co.id/2014/11/pengambilan-keputusan-dalam-kondisi.html
Sinaga,
Odelia. “Pabrik General Motors Tutup
Kemungkinan Masalah Finansial”. 27 Februari 2015. https://otomotif.tempo.co/read/news/2015/02/27/122645690/pabrik-general-motors-tutup-kemungkinan-masalah-finansial